TUGAS
INDIVIDU TAKE HOME PENGGANTI UTS KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Pengganti UTS
Mata Kuliah Civil
Society pada Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Disusun oleh:
Kariena Febriantin
170410080043
SOAL UTS KEPEMIMPINAN
PEMERINTAHAN
1. Sebutkan
dan jelaskan Model Kepemimpinan Pemerintahan?
2. Jelaskan
Studi Kasus Model Kepemimpinan pemerintahan di Indonesia?
Jawaban:
1.
Model/Gaya Kepemimpinan Pemerintahan (Tohardi, 2002) meliputi:
1) Gaya Kepemimpinan Persuasif (Selling)
Model
kepemimpinan dengan cara menggugah perasaan, pikiran dan kehendaknya.
Pemimpin dengan gaya ini menaruh perhatian tinggi terhadap tugas maupun unsur
manusia. Pemimpin melaksanakan otoritas dan kontrol terutama dalam proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Pemimpin memperhatikan
masukan-masukan dari bawahan, bawahan mendapat kebebasan terbatas untuk
mengemukakan pendapatnya, mereka diikut
sertakan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, putusan pimpinan merupakan
keputusan bersama meskipun jumlah/persentase masukan dari bawahan masih
terhitung mini. Fokus: ajakan dan
bujukan.
Adapun ciri-cirinya adalah:
a) Berusaha
untuk menjual ide pada bawahan.
b) Komunikasi
dua arah untuk meyakinkan bawahan.
c) Inisiatif
tetap pada atasan, tetapi keterlibatan bawahan cukup besar dalam arti
memberikan kesempatan untuk berargumentasi/berdiskusi.
d) Pemimpin
banyak memberikan bantuan.
Contohnya yaitu: gaya kepemimpinan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang menurut saya, pola kepemimpinan
yang dikembangkan SBY selama ini lebih mengedepankan sikap-sikap persuasif dan
berdasar pada attitute sebagai
seorang pengayom. Karena di tengah himpitan dan cercaan yang menjurus kepada
pembunuhan karakter, SBY masih memberi toleransi. Meski pun hujatan
menjurus ke masalah pribadi, sifat kenegarawanan beliau terlihat untuk tidak
langsung memberangus mereka yang menyerang. Justru Beliau menghargai karena
menjadi sebuah bagian dari proses demokrasi.
2) Kepemimpinan
Represif
Kepemimpinan dengan cara memberikan
tekanan-tekanan, ancaman-ancaman maupun sanksi sehingga bawahan merasa
takut.
Adapun contoh gaya
kepemimpinan represif yaitu kepemimpinan yang dilakukan oleh Khadafy yang merasa dirinya seperti raja yang
kekuasannya, jika memungkinkan, power
tends tocorrupt and absolute power tends to corrupt absolutely. Perilaku korupsi di Libya cukup tinggi sehingga
mayoritas masyarakat tidak menikmati hasil kekayaan negerinya. Memang, Khadafy
berjanji mengganti kabinetnya yang seumur hidup. Kekuasaan yang terlalu lama,
menurut Lord Acton, melahirkan
perilaku koruptif dan bertambah akut apabila kekuasaannya tidak segera
berakhir, terindikasi melakukan korupsi sehingga mengakibatkan pelayanan publiktidak
optimal. Berbagai penolakan yang dilakukan oleh Khadafy pada saat itu, salah
satunya adalah Khadafy menolak segala bentuk gerakan oposisi.
Ibnu Khaldun memberikan gambaran, kehancuran kekuasaan Islam abad ke-15
disebabkan oleh egoisme penguasa, despotisme dan penggunaan cara-cara represif
dalam merespon dinamika politik dalam negeri. Selain itu, Khaldun juga
mengingatkan kebiasaan hidup bergelimang harta dalam jangka waktu lama akan
mengurangi empati terhadap kepentingan menyejahterakan kehidupan publik.[1] Langkah Khadafy yang meredam demontrannya dengan membenturkannya pada
milisi Komite Rakyat akan berujung pada konflik horisontal dan pada akhirnya
mengundang kecaman internasional. Dunia internasional (Barat) dapat kembali
bersikap keras atas politik agresif yang dipilih oleh Khadafy. Konflik vertikal
rakyat Libya sulit menemukan solusi terbaik tanpa kearifan kedua belah pihak
untuk menentukan konsesi terbaik.
3) Kepemimpinan
Inovatif
Model kepemimpinan yang fokus dan berusaha
keras untuk melakukan pembaharuan disegala bidang. Pemimpin yang inovatif
melengkapinya dengan kebijakan-kebijakan dalam pemberian penghargaan. Mereka
yang punya gagasan bagus, katakanlah dari suatu kompetisi yang diselenggarakan
perusahaan, diberikan penghargaan misalnya berupa kesempatan untuk sekolah
lagi. Selain itu para karyawan diberi kesempatan untuk melakukan
percobaan-percobaan dalam merancang suatu inovasi secara berkesinambungan.
Kalau pun ditemui kegagalan, pemimpin inovatif mengganggapnya sebagai suatu
proses belajar menuju keberhasilan. Dan tak tertutup kemungkinan karyawan
diberi kebebasan berpikir dan bekerja di luar “kotak” aturan yang ada. Intinya
adalah tak ada gagasan yang buruk. Bahkan dengan cara ini pemimpin yang
inovatif akan selalu memeroleh wawasan dan perspektif baru. Pada gilirannya
akan diperoleh suatu terobosan-terobosan yang memiliki nilai tambah lebih
tinggi. Over Inovation = Radikal/ Revolusioner.
Adapun
contoh dari gaya kepemimpinan inovatif yaitu gaya kepemimpinan yang dilakukan
oleh Bupati Aries Sandi Darma Putra dan Wakil Bupati (Wabup) H. Musiran, jalannya
roda pemerintahan dilakukan dengan merumuskan berbagai kebijakan, serta gaya
kepemimpinan yang disesuaikan dengan kondisi sosial-budaya daerah Pesawaran. Kedepan, masyarakat beharap Bupati
dan Wakil Bupati dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat serta
memajukan daerah melalui pembangunan dalam segala bidang dan menarik investor
untuk berinvestasi di Bumi Andan Jejama ini.
Bupati Aries Sandi dan
Wakil Bupati Musiran berusaha senantiasa melayani dan merangkul segenap lapisan
masyarakat untuk bersama-sama berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat
Pesawaran dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipasif serta
berkelanjutan. Jika ada masyarakat menyampaikan aspirasi yang berbeda, Ia akan
mendekati dan mengajaknya berdialog. Tak jarang dia menghampiri kelompok
masyarakat yang unjuk rasa, mendengar aspirasi mereka, berdialog dan memberikan
penjelasan.
Dalam menjalankan roda
pemerintahan, Bupati dan Wakil Bupati merumuskan visi: Terwujudnya Pesawaran
yang maju, berbudaya, berdaya saing, dan sejahtera. Guna pencapaian visi mulia
tersebut, disusun misi Pesawaran, yaitu: (1) Meningkatkan kualitas SDM,
kesehatan, dan kesejahteraan sosial masyarakat; (2) Mengoptimalkan potensi
perekonomian daerah dan sumber daya lokal, serta pemberdayaan masyarakat; (3)
Memelihara dan meningkatkan infrastruktur dan pembangunan perdesaan; (4)
Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup; (5)
Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab.[2]
Keberhasilan satu tahun
kepemimpinan Bupati Aries Sandi dan Wakil Bupati Musiran dapat terlihat dari
kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilakukan dan pencapaian target baik
kegiatan fisik maupun non fisik.
Dibidang Pemerintahan
desa telah dilakukan upaya penataan tata pemerintahan desa, dan telah
dilaksanakannya pemilihan kepala desa sebanyak 6 kepala desa. Untuk menunjang
operasional pemerintahan desa telah diberikan dana insentif dari dana ADD dan
dana DPPUD yang nilainya meningkat dari tahun 2010 ke tahun 2011.
Pelayanan investasi
telah dilakukan secara terpadu dengan dibentuknya Kantor Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu, dengan tetap melibatkan satuan kerja teknis
terkait sesuai dengan tupoksi masing-masing.[3]
Pemerintah Kabupaten
Pesawaran telah berhasil meningkatkan mutu pendidikan, yang mana pada tahun
ajaran 2010-2011 tingkat kelulusan siswa SMA mencapai sebesar 99 persen,
meningkat bila dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya.
Upaya pelayanan
kesehatan masyarakat secara merata pada semua tingkatan masyarakat Kabupaten
Pesawaran, salah satunya kegiatan yang telah dilaksanakan terfokus pada
tercapainya cakupan pelayanan kesehatan masyarakat di daerah terpencil,
diantaranya Pulau Legundi, Pulau Puhawang, Pulau Tegal dan Bunut Sebrang.[4]
Keberhasilan Pemerintah
Kabupaten Pesawaran dalam
melakukan reformasi, tentunya terdapat
sejumlah faktor yang mempengaruhi
dari keberhasilan tersebut. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan reformasi birokrasi Pemerintah Kabupaten Jembrana
dapat dijelaskan dibawah ini:
1
Adanya komitmen
kepala daerah dan
peranannya dalam usahanya
melakukan reformasi birokrasi.
2
Restrukturisasi
kelembagaan
3
Pemberdayaan
sumber daya manusia birokrasi
4
Strategi
pemanfaatan aset daerah
5
Manajemen
pengelolaan dana/anggaran
Di
balik langkah strategis
yang dilakukan Pemerintah
Kabupaten Pesawaran dalam
melakukan reformasi di
bidang birokrasi sangatlah
ditentukan oleh komitmen dan
peranan kepala daerah
untuk melakukannya, walaupu
kepemimpinan yang yang dilakukan oleh Bupati Pesawaran masih terhitung sebentar
yaitu baru menginjak 1 tahun masa kepemimpinan.
Karena, tercapai tidaknya sebuah
program pembangunan, jelas sangat ditentukan dari peranan kepala daerah. Kita
ketahui bahwa kepala daerah
merupakan steakholder dalam
perumusan maupun sebagai pengambil kebijakan. Pemerintah
Kabupaten Jembrana memiliki sosok pemimpin yang pro terhadap rakyat dengan
menciptakan program atau kebijakan yang “kontoversial” dan mempunyai strategi-strategi yang
jitu dalam melakukan penataan
birokrasi, baik dalam bentuk
kelembagaan maupun pemberdayaan
sumber daya manusia
birokrasi.
4) Kepemimpinan
Partisipatif
Gaya kepemimpinan dimana
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk secara aktif baik mental, spiritual,
fisik, maupun materiil dalam kiprahnya di organisasi. Pemimpin memberikan kesempatan kepada anak buah
untuk mengembangkan potensi dan kemampuannya dengan seluas-luasnya serta didukung
oleh pimpinan. Pemimpin yang
sering turun ke lapangan. Sebab kontrol atas pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan seimbang antara pemimpin dan bawahan, pemimpin dan
bawahan sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Komunikasi dua arah makin bertambah frekuensinya. Pemimpin makin mendengarkan
secara intensif terhadap bawahannya. Keikutsertaan bawahan untuk memecahkan
masalah dan mengambil keputusan makin banyak, sebab pemimpin berpendapat bahwa
bawahan telah memiliki kecakapan dan pengetahuan yang cukup luas untuk
menyelesaikan tugas. Adapun ciri-cirinya yaitu:
-
Pemimpin memberikan dukungan tinggi dan sedikit/rendah
pengarahan.
-
Posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan dipegang secara bergantian antara pemimpin dan bawahan.
-
Komunikasi dua arah ditingkatkan.
-
Pemimpin mendengarkan bawahan secara aktif.
-
Tanggungjawab pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan sebagian besar pada bawahan.
Adapun contoh dari
kepemimpinan partisipatif yaitu Bupati Pesawaran, Bupati Aries Sandi dan Wakil
Bupati Musiran berusaha senantiasa melayani dan merangkul segenap lapisan
masyarakat untuk bersama-sama berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat
Pesawaran dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipasif serta berkelanjutan.
Jika ada masyarakat menyampaikan aspirasi yang berbeda, Ia akan mendekati dan
mengajaknya berdialog. Tak jarang dia menghampiri kelompok masyarakat yang
unjuk rasa, mendengar aspirasi mereka, berdialog dan memberikan penjelasan.
5) Kepemimpinan
Investigasi
Gaya kepemimpinan yang
selalu melakukan penelitian dengan disertai rasa curiga terhadap bawahan
sehingga kreativitas, inovasi, dan inisiatif bawahan kurang berkembang karena
takut melakukan kesalahan. Model
kepemimpinan yang dilandasi rasa curiga. Pemimpin sangat sering “bertanya”.
Adapun contoh dari
kepemimpinan investigasi yaitu kepemimpinan dari
6) Kepemimpinan
Inspektif
Gaya kepemimpinan yang
menuntut penghormatan dari bawahannya, atau pemimpin yang senang bila
dihormati. Model kepemimpinan yang
banyak ditandai oleh kegiatan protokoler. Anak buah adalah “bawahan dalam arti sesungguhnya”.
7)
Kepemimpinan Motivatif
Pemimpin yang dapat
mampu menyampaikan informasi mengenai ide-idenya, program-program, dan
kebijakan-kebijakan dengan baik kepada bawahannya sehingga bawahannya mengerti
apa yang diinginkan oleh pimpinan dan mau merealisasikan semua ide, program,
dan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan. Model kepemimpinan yang mengutamakan pemberian motivasi kepada bawahan.
Disiplin = Rewards and Punishment.
Adapun
contoh dari gaya kepemimpinan motivatif yaitu gaya kepemimpinan yang dilakukan
oleh
8) Kepemimpinan
Naratif
Model kepemimpinan yang menunjukkan seorang
pemimpin yang selalu banyak bicara tetapi tidak pernah memberikan keteladanan
atas apa yang dibicarakan kepada anak buahnya. Pemimpin NATO (Not Action Talk Only).
9) Kepemimpinan
Edukatif
Pemimpin yang selalu mendidik atau melatih
bawahannya guna memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak
sehingga bawahan memiliki wawasan yang terus bertambah dari hari ke hari.
10) Kepemimpinan
Retrogresif
Model kepemimpinan yang tidak ada upaya untuk
mendorong anak buahnya maju. Pemimpin lebih banyak menghambat atau
menghalangi anak buah untuk berprestasi, karena pemimpin takut tersaingi oleh anak buah.
Pimpinan yang tidak bisa melihat maju apalagi melebihi dirinya. Dengan kata
lain pemimpin senang apabila bawahannya terbelakang.
2.
Analisis Studi
Kasus Gaya Kepemimpinan Bupati Temanggung
Kasus yang terkait dengan gaya
kepemimpinan Bupati Temanggung, Totok
Ary Prabowo merupakan kasus yang cukup kompleks melibatkan tidak hanya
masyarakat Temanggung, tetapi juga pegawai pemerintahan Temanggung sendiri.
Kasus ini sangat terkait pada bagaimana gaya kepemimpinan yang dilakukan
pemimpin daerah yang mengedepankan arogansi kekuasaan.
Kasus ini bermula dari pengunduran
diri PNS, yang melakukan penolakan terhadap bupati dilatari oleh
beberapa dugaan terjadinya korupsi dan kesewenang-wenangan birokratis yang
dilakukan oleh bupati seperti pengangkatan jabatan yang tidak prosedural dan
lain sebagainya[5].
Jika dianalisa, hal ini merupakan salah satu bentuk protes yang cukup wajar
yang dilakukan para pejabat birokrat atau pegawai pemerintah daerah Temanggung
atas persoalan konflik yang terjadi dengan bupati Temanggung saat itu yang
dilakukan secara terbuka dan transparan.
Seperti yang tertulis dalam http://www.indosiar.com/fokus/39743/pns-di-temanggung-masih-melakukan-mogok-kerja,
terjadi aksi mogok kerja menuntut pencopotan dan penahanan Bupati Temanggung,
Jawa Tengah, Totok Ary Prabowo masih terus disuarakan kalangan Pegawai Negeri
Sipil di Temanggung. Ribuan PNS Kamis (16/06/2005) siang masih melakukan mogok
kerja dan berkumpul di kantor sekretariat daerah Temanggung. Hal tersebut
sebenarnya dipicu oleh gaya kepemimpinan Bupati Temanggung yang tidak populis.
Ironisnya lagi, pengunduran massal justru ditanggapi secara arogan pula.
Terlihat dari pamornya dimata
bawahannya bahkan dimata masyarakat Kabupaten Temanggung sendiri, Bupati
Temanggung dinilai dengan cap yang buruk, hal tersebut dinilai tidak hanya pada
persoalan gaya kepemimpinannya yang arogan, namun juga pada sistem pengelolaan
pemerintahan yang diberlakukannya. Seperti diberitakan, banyak pegawai
diberlakukan kurang adil, mutasi sampai pencopotan jabatan, hingga persoalan
korupsi puluhan milliar. Seandainya masyarakat dapat melihat kondisi ini secara
jelas sebelumnya, tentu Bupati Temanggung sekarang tidak akan pernah dipilih.
Satu-satunya alasan Bupati Temanggung sekarang tetap terpilih meski masyarakat
cukup mengetahui track record-nya
adalah terletak pada bagaimana cara dirinya mendapatkan jabatan tersebut.
Dalam teori kepemimpinan, gaya
kepemimpinan seseorang sangat dipengaruhi konsep kekuasaan yang dipahaminya.
Jabatan yang dipandang sebagai faktor kekuasaan dapat dipastikan
kepemimpinannya berbentuk diktator. Namun, jabatan yang dipandang sebagai
faktor kepemimpinan, maka yang menjadi prioritasnya adalah sikap menghargai dan
menghormati orang-orang di bawahnya. Sehingga, tak heran banyak pertentangan
yang timbul dan berkembang karena hasil atau dampak dari kepemimpinannya itu,
yang pada akhirnya menjadi bumerang yang diarahkan kepadanya. Dilihat dari
hasil kebijakan-kebijakan yang dibuatnya, cenderung tidak populis dan lain
sebagainya. Puncaknya adalah ketidakharmonisan Beliau sebagai bupati dengan
para birokrat di Pemerintah Kabupaten Temanggung yang mengakibatkan sebagian
besar para birokrat tersebut mengundurkan diri.
Kasus Bupati Temanggung merupakan
pelajaran bagi para pejabat di daerah lain menata diri agar menjaga sikap dan
tingkah laku dalam memimpin daerahnya masing-masing. Sikap arogan, semena-mena,
dan bertindak mumpung jadi pejabat atau mentang-mentang menjabat bukanlah
pemimpin yang pantas. Satu hal yang betul-betul harus dipahami adalah
kepemimpinan bukan hanya berbicara mengenai siapa yang dipimpin. Namun, juga
bagaimana cara memimpin. Cara memimpin inilah yang kemudian akan lebih banyak
disorot publik, pantas atau tidaknya pejabat tersebut menjabat.
Beberapa langkah penting yang dapat
ditempuh agar persoalan rendahnya nilai kepemimpinan ini tidak terjadi di
kemudian hari adalah, pertama, secara
berkala melakukan evaluasi kinerja oleh pemerintah pusat, dalam hal ini adalah
Kementerian Dalam Negeri, untuk memperoleh gambaran jelas bagaimana pelaksanaan
pembangunan telah dilakukan selama kepala daerah tersebut menjabat. Selain itu,
untuk mengetahui kemampuan leadership yang
dimiliki, sehingga diperoleh pemahaman yang mapan mengenai struktur, fungsi dan
manajerial lembaga birokrasi. Kedua,
pada konteks yang lebih besar, agaknya memang layak didirikan sekolah khusus
calon bupati. Dengan kurikulum yang telah diatur sedemikian rupa, sehingga
mampu melahirkan calon-calon bupati berkualitas. Diharapkan kasus yang terjadi
pada Bupati Temanggung tidak terulang kembali. Ketiga, birokrasi juga perlu segera direformasi agar mampu memberikan
akses dan pelayanan maksimal bagi masyarakat.
Kasus Temanggung dan juga
kasus-kasus lainnya yang terjadi di daerah, tentunya bukanlah persoalan
administrasi biasa. Bisa jadi terdapat unsur politik yang kental, terutama
dalam hal bagaimana pemanfaatan momen oleh para politisi untuk menggunakan
birokrasi daerah sebagai instrumen politik penggalang dukungan dalam pemilihan
kepala daerah langsung nantinya. Namun, apa pun itu yang pasti birokrasi bukan
lagi merupakan mesin politik yang dapat digunakan untuk kepentingan partai
politik atau pribadi.
[1] http://www.scribd.com/doc/63780760/Gagalnya-Politik-Agresif-Khadafy. Diakses pada tanggal 7 November
2011.
[2] http://www.lampungpost.com/advertorial/9556-keberhasilan-satu-tahun-kepemimpinan-aries-sandi-dp-sh-mh-drs-h-musiran.html. Diakses pada tanggal 6 November 2011.
[3]http://bappeda.pesawarankab.go.id/index.php/id/kabar-berita/pemerintahan-a-kesra/320-satu-tahun-arisan.html?start=1. Diakses pada tanggal 6 November 2011.
[4]
http://lampungportal.com/berita-utama/458-bupati-muda-ini-gundah-soal-logo-daerah.
Diakses pada
tanggal 6 November 2011.
font nya bikin susah baca.
BalasHapus